top of page

MAULID Nabi Besar Muhammad saw selalu diperingati dengan istimewa. Salah satu tradisi tahunan memperingati hari kelahiran Rasulullah digelar masyarakat Cirebon dengan prosesi "Muludan" atau “Panjang Jimat” di empat keraton sekaligus, Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Keprabonan.

 

Prosesi Panjang Jimat di Cirebon, hingga saat ini masih merupakan peristiwa budaya terbesar di Cirebon yang dinanti banyak warga.

 

Panjang Jimat atau yang kerap disebut “pelal” ini merupakan puncak peringatan dari perayaan muludan yang berlangsung sepekan sebelumnya. Kegiatan yang mengandung unsur adat, budaya, serta keagamaan ini telah berlangsung sejak abad ke-15 lalu dan hingga kini masih dirasakan pengaruhnya oleh masyarakat Cirebon.

 

Sepekan sebelum puncak prosesi muludan, upacara dimulai dengan siraman panjang jimat yaitu membersihkan benda pusaka kerajaan seperti piring, guci dan botol yang berumur ratusan tahun, seperti yang dilakukan Keraton Kasepuhan Cirebon. Puncak peringatan di Keraton Kasepuhan dipimpin Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat selaku Sultan Sepuh XIV. Tak hanya warga Cirebon saja yang hadir, sejumlah warga yang ditemui di lokasi perayaan maulid nabi ini berasal dari luar kota dari Bandung, Jakarta, Bogor, hingga dari Jawa Tengah.

 

Kehadiran ribuan warga pada prosesi ini adalah mengharapkan berkah dari prosesi ritual yang menggambarkan kelahiran Nabi Muhammad saw. Beberapa dari mereka bahkan sudah hadir sejak sehari sebelumnya. Mereka dengan tertib mengikuti prosesi yang berlangsung sejak pagi.Tumpleknya ribuan warga yang akan menghadiri prosesi ritual ini pun membawa berkah bagi ratusan pedagang Pasar Muludan di sekitar keraton yang mulai berjualan jelang puncak prosesi.

 

 

Wisata Budaya Panjang Jimat Cirebon

Foto & Teks : Dudi Sugandi

Dalam prosesnya, wargi keraton mengarak sesajen berupa makanan yang diletakkan dalam panjang (piring) dan pusaka keraton dari bangsal Prabayaksa Keraton Kasepuhan menuju Langgar Agung yang masih berada di dalam Komplek.Namun berbeda dengan tahun sebelumnya, masyarakat yang biasanya berebut makanan yang telah diberikan doa kami ini tidak mendapatkan pembagian sehingga tidak terjadi rebutan massal. Kemeriahan perayaan panjang jimat tampaknya mampu menjadi daya pikat wisatawan untuk berkunjung ke kotanya para wali ini.

 

Kehadiran ribuan warga pada prosesi ini adalah mengharapkan berkah dari prosesi ritual yang menggambarkan kelahiran Nabi Muhammad saw. Beberapa dari mereka bahkan sudah hadir sejak sehari sebelumnya. Mereka dengan tertib mengikuti prosesi sejak pagi yang berlangsung.

 

 

Tumpleknya ribuan warga yang akan menghadiri prosesi ritual ini pun membawa berkah bagi ratusan pedagang Pasar Muludan di sekitar keraton yang mulai berjualan jelang puncak prosesi. Dalam prosesnya, wargi keraton mengarak sesajen berupa makanan yang diletakkan dalam panjang (piring) dan pusaka keraton dari bangsal Prabayaksa Keraton Kasepuhan menuju Langgar Agung yang masih berada di dalam Komplek.

 

Namun berbeda dengan tahun sebelumnya, masyarakat yang biasanya berebut makanan yang telah diberikan doa kami ini tidak mendapatkan pembagian sehingga tidak terjadi rebutan massal. Kemeriahan perayaan panjang jimat tampaknya mampu menjadi daya pikat wisatawan untuk berkunjung ke kotanya para wali ini.

Persiapan
Mendengar Salawat
Menanti Berkah
Pembacaan Salawat
Membawa Perangkat Upacara
Berebut
Doa Bersama
Antre
Kirab Menuju Langgar Agung
keraton kasepuhan menjelang acara
Memilih Pembawa Jimat
Pemilihan Pembawa Jimat
Pasar Malam
Piring Ratusan Tahun

© 2014 design by Didi Prambadi, Indonesian Lantern Media LLC. USA

  • Facebook Classic
  • Twitter Classic
  • Google Classic
  • RSS Classic
bottom of page