top of page

Tarian Protes Singo Lodoyo dari Washington DC

Atraksi tarian khas Ponorogo ini semakin dikenal di Washington DC, Philadelphia dan kawasan Pantai Timur AS lainnya. Hal itu berkat serangkaian pagelaran kelompok reog Singo Lodaya yang dimotori Bimo Yugasworo, Brahma Kumbara, Anang Dwiyantoro, Bandi Wiyono dan sejumlah warga Indonesia di Washington DC.

Kelompok yang didirikan pada awal 2000-an ini mendatangkan peralatan gamelan, kostum bahkan kepala Macan Reog langsung dari Indonesia. Mereka ikut berpartisipasi dalam sejumlah acara nasional AS seperti Peringatan Hari Kemerdekaan AS setiap 4 Juli, juga Hari Kemerdekaan RI yang digelar di halaman kediaman Dubes RI di Washington DC dan acara lain di sejumlah lokasi.

Reog Ponorogo berdasarkan kisah pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan Majapahit di bawah pemerintahan Raja Kertabumi. Raja terakhir Majapahit di abad ke-15 ini dinilai korup, sangat lemah akibat dipengaruhi istrinya dari Cina. Karena itulah, Ageng Kutu mengasingkan diri ke luar kerajaan dan membangun padepokan bela diri untuk menggalang anak-anak muda melawan Raja Kertabumi.

Menyadari kekuatannya tak seimbang dibandingkan pasukan Majapahit, Ki Ageng Kutu menciptakan pertunjukan Reog untuk menyindir Kertabumi. Pertunjukan Reog Ponorogo, terdiri dari sebagai kepala ‘Singa Barong’. Raja hutan berbentuk kepala singa itu ditancapi bulu-bulu merak, melambangkan Kertabumi yang tak berkutik di bawah pengaruh istrinya dari Cina yang mengatur segala gerak geriknya. (Klik foto-foto lengkap di sini)

Lalu penari yang menunggang ‘Kuda Kepang’ melambangkan pasukan Majapahit terasa kontras dengan penari warok di balok topeng merah yang menggambarkan Ki Ageng Kutu yang marah dengan kondisi Majapahit. Pertunjukan berisi sindiran ini tercium oleh Kertabumi yang mengirim pasukannya menghancurkan padepokan Ageng Kutu. Tapi banyak anak buah Ki Ageng Kutu yang melestarikan tradisi tarian protes itu secara diam-diam hingga zaman sekarang. (DP)


 
Follow Us
  • Facebook Classic
  • Twitter Classic
  • Google Classic

© 2014 design by Didi Prambadi, Indonesian Lantern Media LLC. USA

  • Facebook Classic
  • Twitter Classic
  • Google Classic
  • RSS Classic
bottom of page