Moeljadi Korban Bunuh Diri Dikremasi Pekan Depan
- Didi Prambadi
- Apr 26, 2014
- 2 min read
Formulir sumbangan di sejumlah toko Indonesia di Philadelphia bagi Andreas Moeljadi Fritz, masih belum terisi penuh. Namun cukup banyak warga Indonesia yang menyisihkan dana bagi Moeljadi, sesama warga yang meninggal bunuh diri pekan lalu.
Kerukunan warga Indonesia itulah yang terlihat di Philadelphia yang terkenal sebagai ‘’City of Brotherly Love’’ itu. Para pemimpin agama bekerja sama untuk meringankan beban Moeljadi, penganut agama Katolik yang hidup seorang diri di Philadelphia. ‘’Kami berhasil mengumpulkan dana sekitar $ 2000 untuk disumbangkan kepada korban,’’ kata Pendeta Kilat Buana Lembong, pemimpin Gereja Mennonite Indonesia.
Para pemimpin agama itu juga sepakat, untuk menyerahkan penghormatan terakhir Moeljadi kepada Pastor Didik, pemimpin gereja Katolik Philadelphia. Menurut rencana Misa Requiem akan digelar pada hari Rabu 30 April 2014, pukul 19.00 waktu setempat di gereja St. Thomas, Philadelphia.
Jenasah Moeljadi yang masih disemayamkan di Kantor Medical Examiner di University Avenue, Philadelphia, akan dikremasi dalam pekan depan. ‘’Begitu ada lampu hijau dari pihak keluarga korban, saya akan mengambil jenasah korban untuk dikirim ke sebuah pusat kremasi di luar Philadelphia,’’ tutur Gilbert H. Schobert, direktur Gilbert Funeral Home. ‘’Hal itu dilakukan karena pemerintah setempat tak mengizinkan proses kremasi dilakukan di dalam kota,’’ jelas Gilbert yang akan melakukan proses kremasi.
Uang kremasi pun telah diserahkan Pendeta Kilat Lembong ke Gilbert, siang itu. ‘’Uang itu adalah gaji terakhirnya yang diberikan pihak ‘7 Eleven’ tempatnya bekerja,’’ kata Kilat Lembong. Selain itu, menurut Lembong, ditemukan uang $ 20.00 di kantong korban. Dan di kamar Moeljadi juga tersimpan uang tunai $ 1000 lebih serta tabungan di Citibank yang belum diketahui jumlahnya.
Usai proses kremasi, abu jenasah Moeljadi akan diberikan ke Kilat Lembong yang diberi kuasa untuk mengurus proses di Philadelphia. Kemudian abu yang terbungkus rapi itu akan diserahkan kepada Pendeta Lukas Kusuma dari Gereja Bethany untuk dikirimkan ke Robert dan Adijono, dua kakak korban di Sidoarjo, Jawa Timur.
Entah siapa yang akan mengantar Moeljadi ke peristirahatan terakhirnya pekan depan. Dari daftar kontak yang terdapat di telepon genggamnya, belum ditemukan nama-nama yang bisa dianggap teman dekatnya. ‘’Beberapa nomor telepon yang dicoba dihubungi, tak seorang pun yang menjawab,’’ tutur Pendeta Kilat yang menemukan telepon genggam di kamar korban.
Sederetan pesan SMS terakhir yang diterima Moeljadi tak menunjukkan tanda-tanda mencurigakan. Hanya obrolan ringan dengan teman-temannya. Kecuali foto dua orang yang tampaknya tersimpan di hati Moeljadi. Pertama, foto-fotonya bersama seorang wanita cantik berkacamata hitam. Dan, sebuah foto gadis kecil di dalam dompet Moeljadi.
Siapakah mereka? Belum ada seorang pun yang dapat menjelaskannya.

















Comments