top of page

Dompet Dhuafa dan The Wharton Bakal Cetak Pedagang Saham Islami

  • Didi Prambadi
  • Sep 20, 2014
  • 2 min read

Dompet Dhuafa melakukan gebrakan baru di AS. Organisasi non-profit Indonesia itu menggandeng The Wharton School of Business melakukan pelatihan tentang mengelola keuangan.

Sekitar 20 warga Indonesia di Philadelphia ikut dalam latihan enam pekan yang dimulai Sabtu, 20 September 2014. Mereka yang berasal dari berbagai latar belakang itu menjalani kursus singkat cara mengelola keuangan hingga belajar jual-beli saham di pasar internasional.

wharton1.jpg

Bahkan, angkatan pertama ini, kelak akan dijadikan model khusus mengelola keuangan dengan sistem Shariah Islam oleh The Wharton School of Business University of Pennsylvania. ‘’Kami hindari saham-saham yang jauh mudharatnya seperti saham perusahaan rokok, bir atau minuman keras, atau kasino,'’ tutur Haryo Mojopahit kepala perwakilan Dompet Dhuafa Amerika Serikat. ‘’Kita beli saham perusahaan yang berguna membantu rakyat kecil,’’ sambungnya.

Upaya Dompet Dhuafa yang dilakukan sejak beberapa bulan sebelumnya itu, akhirnya dapat dinikmati sejumlah warga Indonesia. Apalagi, Profesor Keith Weigelt memberikan kuliah umum bertema ‘Building Bridges to Wealth’ dengan menarik, ringan dan diselingi guyonan. Sekitar 100 lebih peserta kuliah umum itu tertawa saat Keith memberikan contoh antara ‘cincin berlian’ yang dianggap sebagai barang yang harus dibeli dengan ‘makanan dan sayuran’.

Lagipula The Wharton School of Business, salah satu perguruan tinggi AS yang cukup bergengsi. Di antara 91 ribu alumnusnya adalah Donald Trump, pengusaha properti AS di New York. Wakil Presiden Budiono, Managing Director World Bank Sri Mulyani Indrawati, Mantan Menteri Perdagangan Gita Wiryawan, juga mantan Kepala Bappenas Armida Alisjahbana.

Ruang kuliahnya pun cukup mewah, bersih dan beraroma wangi. Di setiap sudut ruang di Steinberg-Dietrich Hall tersedia komputer Macintosh yang dapat digunakan peserta pelatihan. Sebelum kuliah, para peserta disuguhi kopi dan donat dari Dunkin Donuts . Bahkan tersedia pula ruang anak-anak bagi peserta yang membawa bayi atau balita.

wharton3.jpg

Di akhir kuliah umum nanti, setiap peserta akan diberi sertifikat dari sekolah ekonomi bergengsi di AS itu. Dan yang penting, Wharton akan memberi uang tunai kepada kelompok Indonesia untuk mempraktekkan teori di pasar saham. Bila modal itu berkembang, kelompok ini akan menjadi salah satu pedagang saham sukses di AS. ’’Bagaimana kuliah saya, menarik?’’ tanya Profesor Keith Weigelt menghampiri para peserta dari Indonesia yang tengah melakukan evaluasi. ‘’Sangat menarik,’’ teriak Hanni White disertai peserta lain. ''Baiklah. Sampai jumpa pekan mendatang,'' kata Keith Weiglet pemrakarsa kuliah umum 'Membangun Jembatan Jadi Hartawan''. (DP).


 
 
 

Comments


Follow Us
  • Facebook Classic
  • Twitter Classic
  • Google Classic

© 2014 design by Didi Prambadi, Indonesian Lantern Media LLC. USA

  • Facebook Classic
  • Twitter Classic
  • Google Classic
  • RSS Classic
bottom of page