top of page

Sumarti Ningsih dan Temannya Dibunuh di Hong Kong

Pembunuhan dua wanita, salah satunya WNI, oleh Rurik Jutting, bankir sukses di Hong Kong menggemparkan kota tersebut. Terlebih lagi pembunuhan itu terjadi di apartemen mewah yang berada di distrik Wan Chai.

sumarti.jpg

Apartemen tersebut banyak dihuni para profesional finansial. “Sangat mengejutkan karena kami tak pernah mengira sesuatu seperti ini terjadi di Hong Kong, khususnya di gedung yang sama tempat saya tinggal,” ujar bankir setempat bernama Mina Liu seperti dilansir kantor Reuters, Senin (3/11/2014).

Dilaporkan bahwa harga sewa rata-rata unit apartemen yang ditinggali Jutting adalah 30 ribu dolar Hong Kong (hampir US$ 4 ribu) per bulan. Distrik Wan Chai sendiri dikenal sebagai lokasi hiburan malam yang populer di kalangan pria ekspatriat dan pekerja seks dari Asia Tenggara. Diberitakan bahwa polisi tiba di apartemen Jutting yang berada di lantai 31 pada Sabtu, 1 November. Polisi saat itu menemukan salah satu korban, Jesse Lorena Ruri (30) masih hidup, meski dengan luka tikaman parah di leher dan bokongnya. Namun wanita malang itu meninggal tak lama kemudian.

Delapan jam kemudian, saat polisi melakukan pemeriksaan forensik di flat tersebut, polisi menemukan sebuah koper di balkon. Tampak dua kaki menjulur keluar. Mayat dengan kepala nyaris terpenggal tersebut diidentifikasi sebagai Sumarti Ningsih (25), WNI. Kedua kaki dan tangannya terikat. Kedua korban oleh media setempat disebut sebagai pekerja seks komersial (PSK).

Mengenai Jutting, pria berumur 29 tahun itu tadinya bekerja sebagai trader di bank terkemuka Amerika Serikat, Bank of America Merrill Lynch. Namun lulusan Universitas Cambridge, Inggris itu telah mengundurkan diri dari pekerjaannya beberapa hari sebelum pembunuhan tersebut terkuak.

Belum diketahui motif pembunuhan WNI bernama Sumarti Ningsih di Hong Kong oleh bankir Inggris bernama Rurik Jutting (29). Mayat wanita berumur 25 tahun itu ditemukan dalam sebuah koper warna hitam di balkon apartemen Jutting. Jasad Ningsih ditemukan dalam keadaan bugil dan dibungkus karpet lalu dimasukkan ke dalam koper.

“Dia nyaris terpenggal dan kedua tangan dan kakinya diikat tali,” ujar sumber kepolisian Hong Kong seperti dilansir South China Morning Post, Senin (3/11/2014). Paspor WNI itu ditemukan di lokasi. Hasil penyelidikan awal mengungkapkan, jasad Ningsih telah berada dalam koper tersebut selama tiga atau empat hari dan sudah mulai membusuk.

“Kami yakin wanita itu telah meninggal selama beberapa waktu,” tutur Wan Siu-hung, pejabat kepolisian distrik Wan Chai. Korban lainnya, dikenal dengan nama Jesse Lorena Ruri (30), juga ditemukan di apartemen Jutting dalam keadaan tanpa busana. Pada tubuhnya ditemukan luka-luka tikaman di leher dan bokong. Lokasi pembunuhan ini adalah di apartemen mewah Jutting yang berada di distrik Wan Chai. Distrik ini dikenal sebagai lokasi hiburan malam yang populer di kalangan pria ekspatriat dan pekerja seks dari Asia Tenggara.

Konsulat Jenderal RI di Hong Kong masih menelusuri keberadaan keluarga Sumarti Ningsih, WNI yang dibunuh oleh bankir Inggris Rurik Jutting. Proses pemulangan jenazah pun akan dilakukan secepatnya. “Sejauh ini kami sedang men-trace jati diri dan alamat korban di Indonesia, termasuk keluarganya,” kata wakil Konjen RI di Hong Kong Rafail Walangitan, saat dihubungi Senin (3/11/2014).

Menurut Rafail, jenazah Sumarti saat ini masih di rumah sakit. Pihak kepolisian masih memeriksa jasad wanita asal Indonesia yang masuk menggunakan visa turis tersebut. “Sesegera mungkin, apabila sudah selesai, kami akan siap siaga untuk memulangkan jenazah,” tambahnya. Sumarti dibunuh Jutting di apartemen di Hong Kong. Jutting sendiri yang melapor ke polisi bahwa dia sudah membunuh Sumarti dan seorang wanita lain bernama Jesse Lorena Ruri (30).

Kejadian ini berlangsung pada Sabtu, 1 November, lalu. Polisi saat itu menemukan salah satu korban, Jesse Lorena Ruri (30) masih hidup, meski dengan luka tikaman parah di leher dan bokongnya. Namun wanita malang itu meninggal tak lama kemudian. Delapan jam kemudian, saat polisi melakukan pemeriksaan forensik di flat tersebut, polisi menemukan sebuah koper di balkon. Tampak dua kaki menjulur keluar. Mayat dengan kepala nyaris terpenggal tersebut diidentifikasi sebagai Sumarti Ningsih (25), WNI. Kedua kaki dan tangannya terikat. Kedua korban oleh media setempat disebut sebagai pekerja seks komersial (PSK).

Mengenai Jutting, pria berumur 29 tahun itu tadinya bekerja sebagai trader di bank terkemuka Amerika Serikat, Bank of America Merrill Lynch. Namun lulusan Universitas Cambridge, Inggris itu telah mengundurkan diri dari pekerjaannya beberapa hari sebelum pembunuhan tersebut terkuak. Bankir muda asal Inggris, Rurik Jutting ditahan di Hong Kong atas pembunuhan dua wanita yang merupakan pekerja seks komersial (PSK). Salah satu korban dipastikan sebagai WNI bernama Sumarti Ningsih (25). Pembunuhan ini terkuak setelah Jutting sendiri yang menelepon polisi.

sumarti5.jpg

Lulusan Universitas Cambridge, Inggris itu menelepon polisi pada Sabtu, 1 November sekitar pukul 3 dini hari waktu setempat. Demikian seperti diberitakan Daily Mail, Senin (3/11/2014), polisi pun menemukan kedua korban pembunuhan yang diidentifikasi sebagai Sumarti Ningsih (25) dan Jesse Lorena Ruri (30). Kepolisian setempat kini tengah menyelidiki dugaan adanya korban-korban lainnya. Ini dilakukan setelah polisi menemukan sekitar 2 ribu foto dan video di telepon genggam milik Jutting. Foto-foto kedua korban juga termasuk.

Lokasi pembunuhan ini adalah di apartemen mewah Jutting yang berada di distrik Wan Chai. Distrik ini dikenal sebagai lokasi hiburan malam yang populer di kalangan pria ekspatriat dan pekerja seks dari Asia Tenggara. Oleh media setempat, seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (3/11/2014), Jutting diberitakan bekerja sebagai trader di bank terkemuka Amerika Serikat, Bank of America Merrill Lynch. Namun pria itu telah mengundurkan diri dari pekerjaannya beberapa hari sebelum pembunuhan tersebut terkuak.

Juru bicara Bank of America Merrill Lynch menyatakan kepada Reuters, bahwa seorang pegawai dengan nama yang sama dengan Jutting telah ditahan sebagai tersangka utama dua kasus pembunuhan. Namun pihak bank tidak bersedia memberikan keterangan lebih detail. Juga tidak disebutkan sejak kapan Jutting berhenti dari pekerjaannya sebagai bankir investasi di bank ternama AS tersebut.

Bankir Inggris, Rurik Jutting ditahan di Hong Kong atas pembunuhan dua wanita yang dilaporkan merupakan pekerja seks komersial (PSK). Pria berumur 29 tahun itu ditangkap setelah polisi menemukan kedua jasad korban di apartemen mewahnya di Wan Chai, distrik di Hong Kong yang dikenal akan kehidupan malamnya.

Kepolisian Hong Kong belum merilis identitas kedua korban. Namun dari pemberitaan media-media lokal, seperti dilansir Daily Mail, Senin (3/11/2014), kedua korban diidentifikasi sebagai Jesse Lorena Ruri (30) dan Sumarti Ningsih (25). Pemberitaan mengenai kewarganegaraan kedua wanita tersebut masih simpang-siur. Ada yang menyebut keduanya WNI, namun ada yang menulis salah satunya adalah WNI, yakni Sumarti dan korban lainnya adalah warga Filipina, yakni Ruri.

sumarti2.jpg

Diberitakan bahwa polisi tiba di apartemen Jutting yang berada di lantai 31 pada Sabtu, 1 November. Polisi saat itu menemukan Ruri masih hidup meski dengan luka tikaman di leher dan bokongnya. Namun wanita malang itu meninggal tak lama kemudian. Delapan jam kemudian, saat polisi melakukan pemeriksaan forensik di flat tersebut, polisi menemukan sebuah tas koper di balkon. Tampak dua kaki menjulur keluar. Mayat dengan kepala nyaris terpenggal tersebut diidentifikasi sebagai Sumarti. Kedua kaki dan tangannya terikat.

Oleh media setempat, seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (3/11/2014), Jutting diberitakan bekerja sebagai trader di bank terkemuka Amerika Serikat, Bank of America Merrill Lynch. Namun pria itu telah mengundurkan diri dari pekerjaannya beberapa hari sebelum pembunuhan tersebut terkuak.

Juru bicara Bank of America Merrill Lynch menyatakan kepada Reuters, bahwa seorang pegawai dengan nama yang sama dengan Jutting telah ditahan sebagai tersangka utama dua kasus pembunuhan. Namun pihak bank tidak bersedia memberikan keterangan lebih detail. Juga tidak disebutkan sejak kapan Jutting mundur dari pekerjaannya sebagai bankir investasi di bank ternama AS tersebut.

sumarti6.jpg


 
Follow Us
  • Facebook Classic
  • Twitter Classic
  • Google Classic

© 2014 design by Didi Prambadi, Indonesian Lantern Media LLC. USA

  • Facebook Classic
  • Twitter Classic
  • Google Classic
  • RSS Classic
bottom of page