top of page

Kisah Devi Asmadireja Tinggal di Gua Terpencil

Seorang wanita berdarah Indonesia hidup menyendiri di sebuah gua, di pegunungan Provinsi Samtskhe-Javakheti, Georgia.

BBC melaporkan Selasa (27/1/2015), wanita bernama Devi Asmadireja itu merasa nyaman di gua terpencil sejauh 3 ribu kilometer dari Tbilisi, Ibukota Georgia. ‘’Saya bisa hidup bebas di sini,’’ kata Devi. ‘’Mungkin saya egois, tapi saya membangun hidupku di sini. Saya dikenal sebagai pemandu wisata,’’ tutur Devi yang fasih bahasa Chenchen.

devi1.jpg

Empat tahun lalu, Devi diminta belajar bahasa Chenchen oleh suaminya yang berasal dari suku itu. Devi yang lahir di Jerman Timur itu sampai di Tbilisi, ibukota Georgia dan menuju desa Duisi. ‘’Saya tidak punya apa-apa,’’ tuturnya. Wanita berdarah Jawa Barat itu pun ditampung dan berpindah di beberapa keluarga Muslim Chenchen, sambil belajar bahasa setempat. Karena mendapat tekanan dari seorang imam masjid setempat, Devi diminta meninggalkan desa Duisi.

Sekitar 1,5 tahun, suaminya menelepon dan memberitahukan Devi tidak perlu pulang kembali, dengan alasan tak suka lagi. ‘’Karena itu saya pergi ke pegunungan dan diantar teman saya hidup di gua di Gorge,’’ katanya. Tak banyak turis yang berkunjung ke Gorge, karena kawasan terpencil itu dikenal sebagai kampung penyelundup narkoba dan senjata yang dihuni kelompok miltan Islam. Abu Omar al-Shishani, salah satu pimpinan ISIS, berasal dari Gorge.

devi3.jpg

Devi yang pernah hidup mapan di Jerman, kini hidup terpencil. Ia tidak lagi canggung dengan kehidupan sederhana di dalam gua, tanpa listrik dan makan seadanya. ‘’Kalau kedinginan saya biasa jalan-jalan atau lari keliling,’’ tutur Devi kepada wartawan BBC, Tara Isabella Burton.

Salah satu kendala yang dihadapi, Devi sering diuber-uber penggembala ternak yang jarang melihat wanita hidup sendiri. Atas saran temannya, Devi hidup menyendiri di gua di Samtshke-Javakheti, Georgia, dengan berbekal kompor kecil, kasur tipis dan buah-buahan. Dua penggembala lokal mengajaknya turun gunung, tapi ditolaknya. ‘’Kenapa saya tidak dibiarkan sendirian saja,’’ kata Devi.

Hanya satu penggembala bernama Dato yang mau diterimanya. Warga Georgia ini, saban hari rajin membawakan sup syomai lokal dan anggur. Mereka berniat menikah akhir tahun ini, meski Devi tahu ia masih berstatus istri orang di Jerman. Devi minta Dato belajar menyetir agar bisa mengantar turis bersama. ‘’Anak-anak saya sudah tidak mau ngurus saya lagi,’’ tutur Devi yang beranak dua dan kini tinggal di Jerman. (BBC)


Follow Us
  • Facebook Classic
  • Twitter Classic
  • Google Classic

© 2014 design by Didi Prambadi, Indonesian Lantern Media LLC. USA

  • Facebook Classic
  • Twitter Classic
  • Google Classic
  • RSS Classic
bottom of page