top of page

Keinginan Terakhir Yeo Thai Hok Veteran Tentara Indonesia

Yeo Thai Hok, 76, adalah tentara veteran keturunan Tionghoa yang memiliki jiwa nasionalis tinggi. Sewaktu hidupnya, almarhum berpesan kepada anak-anaknya jika dirinya telah berpulang, bisa dimakamkan secara militer.

yeo.jpg

Keinginannya dimakamkan secara militer, akhirnya terpenuhi. Tembakan senapan itu menyalak silih berganti saat pemakaman Yeo Thai Hok yang dalam kesehariannya dipanggil Jani. Jasanya yang begitu besar membela Tanah Air pada masa konfrontasi atara Indonesia dengan Malaysia yang ditunggangi Inggris tahun 1963 sampai 1965.

Tidak tanggung-tanggung, beberapa penghargaan besar sudah pernah dia terima semasa hidupnya. Baik itu dari Jenderal A Yani Nasution, Letjen Suharto (mantan Presiden RI), dan dari Gandi Purnomo. Penghargaan itu diterimanya setelah bergabung dengan pasukan Trikora yang melibatakan sukarelawan tempur dari militer dan sukarelawan tempur dari sipil.

Yeo Thai Hok dimakamkan di Sungai Ladi, di samping almarhum istrinya yang telah mendahuluinya 1,5 tahun lalu. Meskipun ditawari tempat di Makam Pahlawan di Tanjungpinang, Yeo Thai Hok, lebih menginginkan berada di samping makam istrinya. Yeo Thai Hok meninggal 31 Mei akibat serangan jantung yang sudah dideritanya sejak tiga tahun lalu. Almarhum meninggalkan tiga putra dan satu putri dan tujuh cucu.

”Beliau sangat pemberani. Beliau sebagai anggota Intel Konfrontasi era 65-67. Cerita beliau, almarhum tidak pernah tertangkap, tetapi sering bertemu bahaya dan bahkan pernah hampir tertangkap di laut tetapi bisa menghindar dan melewati bahaya dari musuh. Beliau bercerita dia juga sering berhasil menyediakan logistik dan mengantarkan barang untuk para tentara di Malaysia dan Singapura,” kata anak bungsu almarhum, Ludi.

Sebagai seorang putra tentara veteran, Ludi, hanya bisa berharap pemerintah bisa memberikan perhatian lebih kepada tentara veteran yang pernah berjuang demi negara.

Tentara veteran seangkatan Yeo Thai Hok, Mansyur (70) yang ikut berjuang pada masa perang konfrontasi negara Indonesia dan Malaysia atau disebut Ganyang Malaysia mengatakan Yeo Thai Hok memiliki keahlian dalam menyusup pertahanan lawan sehingga dia ditempatkan di garis depan.

Yeo Thai Hok dulunya ditugaskan sebagai Intel Kombet ke Singapura dan Malaysia untuk mencari lokasi aman bagi pasukan Indonesia mendarat.

Mansyur bercerita waktu itu situasi di Asia dikuasai oleh kaum kolonialisme yang mana Belanda telah menyerah pada sekutu. Namun ketika Belanda menyerah justru Inggris datang dan menempatkan pasukan di Malaysia.

Setelah Indonesia merdeka 1945, banyak penjajah yang berkeinginan kembali masuk ke Indonesia yang mengakibatkan terjadinya konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia.

Yeo Thai Hook selain ditugaskan menyusup ke daerah konflik, juga memiliki tugas utama membawa speed bout untuk mengangkut pasukan militer baik dari sipil dan tentara yang ditugaskan di daerah konflik di Malaysia pada saat itu.

Meskipun perairan dan perbatasan sangat ketat penjagaannya tapi karena keahlian dari Yeo Thai Hook, para pasukan Indonesia selalu bisa aman dari ancaman bahaya.

Berdasarkan penjelasan dari Wakil Veteran Provinsi Kepri, Muhammad (74) yang juga seangkatan dengan Yeo Thai Hook mengatakan ada banyak warga keturunan yang mempertahankan kemerdekaan RI. Namun hanya tiga orang yang persis diketahuinya dan Yeo Thai Hok merupakan yang terakhir meninggal. Veteran pertama yang telah meninggal yaitu Kasman, kedua Samyong yang dimakamkan di Batam, dan yang terakhir Yeo Thai Hok. (batampos.com)


Follow Us
  • Facebook Classic
  • Twitter Classic
  • Google Classic

© 2014 design by Didi Prambadi, Indonesian Lantern Media LLC. USA

  • Facebook Classic
  • Twitter Classic
  • Google Classic
  • RSS Classic
bottom of page