Arab Saudi Butuh Delapan Penjagal
Kerajaan Arab Saudi membuka delapan orang untuk mengisi lowongan sebagai tukang jagal atau pemotong tangan bagi pencuri.
The New York Times mengabarkan Senin (18/5/2015), lowongan itu dipasang dalam iklan yang disiarkan situs Kementerian Pegawai Negeri Saudi. Dalam penjelasannya, situs itu menyebutkan bahwa para pelamar tidak perlu punya keahlian khusus atau latar belakang pendidikan tertentu. ‘’Para calon pegawai itu cukup mampu melaksanakan hukuman mati sesuai dengan Hukum Syariah Islam, yang diputuskan ketetapan hukum yang sah,’’ bunyi iklan tersebut.

(Dira Square, lokasi pemenggalan di Riyadh, Saudi).
Meski begitu, para pelamar harus mampu melaksanakan tugas sebagai penjagal di sejumlah kawasan di Arab Saudi. ‘’Juga diharapkan mampu melakukan eksekusi yang semakin banyak, seiring dengan menumpuknya tugas yang makin banyak,’’ bunyi iklan itu.
Para pejabat Saudi tak bersedia berkomentar tentang meningkatnya hukuman penjagalan kepala, yang digambarkan sebagai cara ampuh menangkal kriminalitas. Pembukaan lowongan ini dilakukan empat bulan setelah Raja Salman melakukan reorganisasi jajaran pemerintah dan meremajakan para pejabat pemerintah.
Dalam lowongan Senin itu, tak dijelaskan apakah para calon penjagal harus menjalani latihan, atau pendidikan tertentu, maupun gaji yang akan diberikan. Di banyak provinsi di Saudi, pekerjaan penjagal biasanya dipegang secara turun temurun. Di Provinsi Qassim misalnya, seorang tukang jagal dan merangkap sebagai pengawal pejabat tinggi atau pangeran setempat. Menurut sebuah sumber di Qassim, seorang penjagal menerima bonus $ 1000 atau sekitar Rp 13 juta untuk setiap kepala korbannya.