top of page

Frankfurt Buchmesse: Bukan Cuma Sastrawan dan Sastra ...

  • Goenawan Mohamad
  • Jul 9, 2015
  • 2 min read

Oktober 2015 nanti, Indonesia akan hadir di Pekan Raya Buku Frankfurt, atau Frankfurt Buchmesse, tak hanya dengan membawa sekitar 8000 buku. Tak hanya juga dengan sekitar 70 orang pengarang – sastra dan non-sastra. Tapi dengan warna-warni rempah-rempah, dengan karya-karya kuliner tujuh orang chef Indonesia terkemuka, antara lain William Wongso, sang maestro.

fittosize__600_400_d71b630a42b2b498d501cec13af387ea_indonesien___indonesia_in_leipzig_2015_51606.jpg

Pavilyun – tempat negeri yang jadi Tamu Kehormatan memajang dunia kreatifnya –yang di tahun 2015 ini didesain Muhammad Thamrin, seorang arsitek dari Bandung, ada beberapa “pulau”. Inilah ruang untuk memamerkan keragaman Indonesia. Salah satunya “Pulau Rempah”, “Island of Spice”, “Insel der Gewürze”: pusat program kuliner kita.

Di ruang yang dibuat seperti café dan restauran itu para tamu bisa menikmati kopi luwak, kopi Toraja dan Sumatra, teh yasmin, dan lain-lain. Tapi unsur buku penting. Tiap pukul 2:00 siang, akan diluncurkan buku karya tokoh kuliner Indonesia, disertai ceramah tentang masakan dan bahan-bahannya. Tentu saja ada kesempatan pengunjung buat mencicipi makanan Indonesia..

Di sana juga, di dalam wadah yang mirip lesung, dipamerkan lebih dari 50 rempah-rempah dalam warna-warni asli: pelbagai cabe, jahe, merica, beras yang tak hanya putih.

Sementara itu, di luar Pavilyun, di balai yang disebut Gourmet Gallery, tiap hari – di saat makan siang – para chef terkemuka kita akan mempertunjukkan kemahiran. Selain William Wongso, juga Bondan Winarno, Petty Elliot, Vindex Tengker, Sandra Djohan, Bata Pattiradjawane.

Mereka ini sejak 14 Oktober akan masak di pelbagai restoran terkemuka, misalnya di Freitagskuche MMK (Museum Moderne der Kunst), Villa Kennedy, dan Freitagskuche Mainzer.

Di dekat Gourmet Gallery akan ada gerai buku masakan Indonesia. Juga “dapur penjelajahan makanan”: murid-murid sekolah dari seluruh Eropa, umur 12 sampai 18 tahun, akan ambil bagian dalam kelas memasak dengan menu bermacam-macam.

11709435_10152976663322286_754444810217578724_n_edited.jpg

Komite Kuliner juga punya kreasi lain: Sastra Kaki Lima.

Untuk itu dua buah gerobak angkringan dibuat di Jakarta dan kini sudah dalam perjalanan dengan kapal laut ke Jerman. Gerobak itu nanti akan diparkir berpindah-pindah di beberapa bagian kota Frankfurt, untuk ikut serta dalam perayaan “Open Book” yang diselenggarakan Bagian Kebudayaan kota itu. Di sebelah gerobak, di mana orang akan menikmati makanan pinggir jalan Indonesia, sastrawan Indonesia dan sastrawan Jerman akan membaca karya atau bercerita. Sastrawan Jerman yang akan ikut adalah mereka yang bulan-bulan ini tinggal di pelbagai tempat di Indonesia. Goethe Institut mendatangkan mereka untuk diminta menuliskan karya tentang negeri “Guest of Honour” 2015 ini.


 
 
 

Comments


Follow Us
  • Facebook Classic
  • Twitter Classic
  • Google Classic

© 2014 design by Didi Prambadi, Indonesian Lantern Media LLC. USA

  • Facebook Classic
  • Twitter Classic
  • Google Classic
  • RSS Classic
bottom of page