Elanto Wijoyono berani hadang konvoi motor gede di Yogyakarta
Aksi Elanto Wijoyono, pesepeda yang memalang rombongan moge (motor gede) di perempatan Condong Catur, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) atau Jogja mendapat apresiasi dari masyarakat khususnya netizen dan masyarakat Jogja. Bahkan keberaniannya menginspirasi para netizen membuat meme.

Elanto Wijoyono (kiri) penghadang pemotor gede di Yogyakarta.
Aksi Elanto yang waktu itu berbaju hitam menghadang laju konvoi moge di sebuah perempatan jalan ramai jadi diperbincangan publik di media sosial. Dengan berani Elanto memalang sepedanya di perempatan Condong Catur menghadang konvoi moge yang hendak menuju Prambanan.
Tak hanya menghadang, Elanto juga menegur pengguna moge yang tak tertib di kawasan Jogja itu. Aksinya akhirnya diikuti oleh warga Jogja lainnya.
“Masalahnya ada penggunaan patwal. Sebagai warga memandangnya fungsi (patwal) untuk darurat Negara, bukan mengawal rombongan tidak penting,” kata Elanto membeberkan alasan aksinya kepada wartawan di perempatan Condong Catur, Sleman, Sabtu 15 Agustus 2015.
Kisah pesepeda Elanto vs motor gede di Jogja seharusnya tidak terjadi bila para pengendara moge dikenai aturan yang sama soal lalu lintas. Mereka harus tetap mengikuti aturan rambu lalu lintas lampu merah dan tidak memakai sirine atau rotator.

Bahkan, di Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, disebutkan secara khusus bagi para pengendara motor dan mobil untuk mengutamakan pejalan kaki dan pesepeda.