top of page

Festival Jalanan Indonesia, New York 22 August 2015

New York, Sabtu 22 Agustus ruas jalan 68th Street antara Madison Avenue dan Fifth Avenue di mana Konsulat Indonesia berlokasi, berlangsung Indonesia's First NYC Street Festival yang merupakan puncak rangkaian acara perayaan HUT RI ke-70.

FOTO: MATA DIASPORA

Ribuan pengunjung menikmati tidak hanya pertunjukan seni dan budaya tetapi juga berbagai kuliner nusantara. Kepada penulis, ketua panitia festival Benny Siahaan mengatakan street festival yang digelar hari ini adalah yang pertama kalinya sejak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) berdiri tahun 1951 dan merupakan persembahan istimewa dari komunitas Indonesia di New York kepada Republik Indonesia. "Angka 70 spesial jadi kita bikin yang paling istimewa", ujarnya.

FOTO: MATA DIASPORA

Dalam sambutannya, Konsul Ghafur Dharmaputra menyampaikan rasa bangga dan haru yang dirasakan dengan digelarnya Indonesia Street Festival ini yang dihadiri tidak hanya oleh diaspora Indonesia yang menetap di New York tetapi juga mereka yang datang dari Boston, New Hampshire dan Connecticut.

FOTO: AISA KASIM

Beliau menghaturkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah bekerja sama dan membantu hingga terwujudnya acara dan juga berharap agar ditahun mendatang acara serupa dapat dilaksanakan lagi dengan syarat peserta dan pengunjung dapat menjaga kebersihan, keamanan dan level of noise. "Sesuai dengan semangat yang diserukan pemerintah, ayo kerja, ayo kerja, ayo kerja, mari kita semua bekerja bukan hanya untuk individu melainkan juga untuk keluarga, komunitas dan untuk seluruh bangsa Indonesia. Salam merdeka !",demikian Konsul mengakhiri sambutannya.

Seorang wanita yang hadir dalam festival dan sedang berada di Amerika Serikat untuk suatu keperluan mengatakan kepada penulis bahwa dirinya bangga menjadi bangsa Indonesia dan dapat menjadi bagian dari perayaan HUT RI ke-70. "Saya lahir, besar dan tinggal ditengah masyarakat Indonesia. Kalau dilihat dari waktu ke waktu Indonesia semakin hari semakin baik dari segi pembangunan maupun sisi sosial masyarakat", ujarnya.

FOTO: INDAH NURIA SAVITRI

Lebih lanjut dikatakan bahwa Indonesia memiliki segala macam sumber daya yang melimpah ruah dan untuk meningkatkan potensi serta memanfaatkan sumber daya yang tersedia, beliau berharap sumber daya manusia mendapat perhatian pemerintah agar dapat berlari kencang dipasar global. Tidak disangkal setelah 70 tahun merdeka, dibeberapa titik masih terdapat kesenjangan, ada yang tinggi, menengah dan juga yang bawah. "Indonesia bisa lebih maju, bisa lebih bagus jika secara total kita bisa merubah mindset, merubah pola pikir setiap individu".

FOTO: MIA WAWORUNTU

Wanita yang bergerak dalam bidang sumber daya manusia ini berpendapat bahwa mindset orang Indonesia itu malas, bergantung, mengulur waktu dan senang menunggu disaat sebetulnya ada demikian banyak peluang, "apa sich yang engga bisa tumbuh di Indonesia ? Kalau kata Koes Plus tongkat kayu aja bisa jadi segala macam". Beliau menyayangkan tidak sedikit orang Indonesia hanya melihat sosok orang lain yang hebat tetapi mereka tidak melihat bagaimana proses itu terjadi. "Banyak yang hanya ingin instant, kita tidak bisa melakukannya, kita harus melakukannya lewat proses demi proses dari segala sumber yang sudah ada di Indonesia.

FOTO: MATA DIASPORA

Tuhan sudah menciptakan Indonesia dengan luar biasa, kita sebagai anak bangsa harus mampu menggunakan pemberian Tuhan itu. Banyak yang tidak mampu memanfaatkan potensi yang ada disekelilingnya, cuma mampu melihat orang lain begini atau begitu tanpa melakukan something tetapi mau mendapatkan anything, ini kan engga lucu!. Harapan saya pada Indonesia yang telah berusia 70 tahun ini, untuk kedepannya mau membangun sumber daya manusianya".

FOTO: ERNIE AAMANEE

Wanita yang baru tiba beberapa hari di Amerika Serikat ini terkesan dengan orang Amerika yang dengan senang hati akan menahan pintu untuk orang yang berjalan di belakangnya, "orang Indonesia yang dikenal amat ramah dan suka tolong menolong mana bisa begitu!. Mereka menilai orang Amerika itu lebih individualistic, kalau melihat contoh ini, yang mana yang lebih individualistic?".

FOTO: INDAH NURIA SAVITRI

Menurutnya banyak hal yang harus kita semua pelajari dan kita juga harus melihat dunia luar. Beliau berharap peran pemerintah yang lebih besar pada sumber daya manusia yang jumlahnya 240 juta orang namun tidak banyak yang kompeten. "Berapa persen yang kompeten?". "Jika sumber daya manusia bisa diperbaiki, mindsetnya sudah benar, Indonesia akan jauh lebih makmur". Apa kurang besar potensi laut, potensi hutan dan potensi lainnya sehingga sumber daya yang ada terlepas dan keluar karena tidak ada yang mengolahnya yang mana sebenarnya dapat dilakukan oleh orang-orang Indonesia sendiri. Ini PR besar bagi Indonesia", demikian beliau mengakhiri perbincangan.


Follow Us
  • Facebook Classic
  • Twitter Classic
  • Google Classic

© 2014 design by Didi Prambadi, Indonesian Lantern Media LLC. USA

  • Facebook Classic
  • Twitter Classic
  • Google Classic
  • RSS Classic
bottom of page