Orang Utan: Spesies Langka Tergusur Lahan Sawit dan Penebangan Liar
Orangutan menggelayut di antara ranting-ranting pohon, cekatan melindungi tubuhnya dengan daun-daun hutan hujan tropis. "Itulah cara orangutan menghindari gigitan nyamuk, "kata Cheryl Knott, Profesor Antropologi dari Universitas Boston, Amerika Serikat. Cheryl meneliti orangutan di Kalimantan Barat sejak 1992-- dia secara kontinyu mengawasi perilaku orangutan. "Hutan hujan Borneo sangat berperan membentuk perilaku orangutan, "ujar Cheryl. Species langka itu angkanya semakin menyusut di Sumatera dan Kalimantan-- tersisih oleh aktivitas pembukaan lahan perusahaan sawit dan ilegal logging.

Tak hanya perubahan lahan hutan yang memiliki nilai konservasi yang tinggi-- yang menjadi ancaman bagi orangutan. Tapi juga perdagangan liar dan penyelundupan orangutan ke luar negeri. "Banyak orang menganggap bangga memelihara satwa langka, padahal itu ilegal, "ujar Chairul Saleh dari WWF Indonesia.
Demi kelestarian orangutan-- setiap individu harus memiliki kepedulian yang tinggi. Tidak memburu dan memperdagangkan orangutan secara liar. Pemerintah dan LSM harus saling bersinergi melakukan konservasi dan mengawasi. "Begitu juga lembaga yang mengelola kawasan hutan, tidak bisa melihat orangutan hanya sebagai satwa langka. Memelihara pun ilegal. Perusahaan sawit seringkali menganggap orangutan sebagai hama yang harus dibasmi, "ujar Chairul.
Padahal orangutan secara alami merasa sedang mencari makanan di habitat mereka. Ironisnya, kekeliruan perspektif soal orangutan masih terjadi. "Parameter suksesnya, kalau banyak lembaga konservasi yang tutup. Dengan begitu orangutan sejahtera, "ujar Direktur Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF).
Orangutan Sumatera dan Kalimantan menghadapi ancaman kepunahan setiap waktu. BOSF mencatat World Conservation Union (Daftar Merah IUCN 2007) mengklasifikasikan orangutan borneo sebagai spesies yang terancam punah (critically endangered). Kedua spesies juga telah tercantum dalam Lampiran I Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka Fauna dan Flora Liar (CITES), artinya orangutan di Indonesia dilindungi secara hukum.
Bahkan masyarakat adat Borneo telah memberlakukan hukum adat Lima Tajau terhadap para pengrusak hutan, juga yang menangkap satwa liar dan dilindungi. Tak ayal, Robert O. Blake, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia di Pusat Kebudayaan Amerika di Jakarta mengatakan, "Kelestarian orangutan penting bagi kelangsungan hidup kita".