top of page

Ceramah Emha Ainun Nadjib: Dari Ketela sampai WC Emas di Arab Saudi

Sholat di Philadelphia punya nilai lebih tinggi dibandingkan sholat di Indonesia atau Arab Saudi. Alasannya, bersembahyang di tengah negara non Muslim, jauh lebih sulit dibandingkan di negara penduduknya mayoritas Muslim. Sedangkan, menyembelih kurban di Amerika nilainya tiga kali lipat dari kurban di Indonesia atau Arab Saudi. Apa artinya 1000 Riyal di Arab Saudi, mengingat Kerajaan Arab Saudi memiliki WC terbuat dari emas?

Itulah penggalan ceramah Emha Ainun Nadjib yang disampaikan di depan lebih dari 100 pengunjung yang hadir di acara ''Mempererat Kekeluargaan & Fund Raising'' Masjid Al Falah. Acara yang digelar di Old Pine Community Center, di pusat kota Philadelphia itu berlangsung cukup meriah. Atraksi drama bocah melibatkan putra-putri jemaah Al Falah berlangsung kocak, termasuk pula permainan anak-anak yang dimotori Cak Nun dan istrinya Novia Kolopaking serta sejumlah ibu.

Entah itu dimaksudkan meredakan tingkah para bocah balita yang naik panggung sebelum kotbah atau bukan, yang jelas, suasana pun cair. Seluruh hadirin merasa dekat dengan pasangan Emha dan Novia Kolopaking yang cukup lelah usai terbang selama hampir 24 jam dari Yogyakarta. Apalagi, sebelum suaminya ceramah, Novia Kolopaking menyanyikan dua lagu andalannya, 'Asmara' dan 'Dengan Menyebut Nama Allah', membuat para ibu dan bapak ikut larut melantunkan lagu yang pernah ngetop tahun 1980-an itu.

''Masjid Al Falah saya harap seperti ketela,'' kata Cak Nun di antara ceramahnya. Menurutnya, ubi jalar itu bisa dibuat berbagai penganan seperti kripik, gethuk dan jajanan lainnya. ''Jadi, janganlah masing-masing pihak bersikeras bahwa kripik yang benar, atau dethuk yang salah. Bukankah keduanya terbuat dari ketela? Sepatutnya kita bersatu seperti ketela, yang bisa membuat kripik maupun gethuk,'' kata Cak Nun menyindir perpecahan di kancah politik Indonesia dewasa ini.

Yang pasti, hari itu umat Muslim Philadelphia tampak gayeng dan menyatu. ''Saya merasa paling dekat dengan masyarakat Indonesia di sini,'' tutur Ghafur Dharmaputra, Konsul Jenderal RI di New York yang hadir siang itu ditemani istrinya Endah Dharmaputra. ''Masyarakat Indonesia di Philadelphia terasa paling akrab di Pantai Timur AS,’’ lanjut Ghafur.

Hal itu terbukti dengan suksesnya penggalangand ana yang digelar usai kotbah Cak Nun itu. Dengan dipandu Ustadz muda Terra Kurnia, Masjid Al Falah mampu mengumpulkan dana hingga $ 27.900 dalam waktu kurang dari dua jam. Hampir seluruh hadirin menyumbangkan donasi mulai dari $ 100 hingga mencapai $ 10 ribu. Bahkan banyak pekerja kerah biru yang menyumbang donasi per bulan untuk pembangunan Masjid Al Falah yang terletak di antara rumah-rumah penduduk di S. 17th Street, Philadelphia. Dengan terkumpulnya dana sumbangan itu, Masjid Al Falah tinggal mencari dana sekitar $ 40 ribu untuk menutup harga bangunan yang kini ditempati menjadi tempat sembahyang bagi 500 warga Muslim di Philadelphia.

Makanan nasi rames yang lebih dari cukup, ditambah dengan jajanan lemper, plus kue selama ceramah berlangsung, membuat banyak hadirin yang betah berlama-lama. Bahkan banyak di antara para ibu dan bapak yang menginginkan Cak Nun memberi kotbah lebih lama, walaupun banyak pula yang sudah diberi kesempatan untuk berfoto bersama Kiai asal Jombang dan istrinya Novia Kolopaking, yang siang itu mengenakan gaun sederhana .

Untuk itu, tokoh agama dan budayawan berusia 62 tahun asal Jombang, Jawa Timur tersebut memberi kesempatan lagi. Konon Cak Nun dijadwalkan memberi waktu bincang-bincang lagi selama 2 atau 3 jam. Nanti usai Sholat Idul Adha yang diselenggarakan di Masjid Al Falah pada 24 September 2015. Atau, suatu hari tahun depan, Emha Ainun Nadjib akan kembali ke Philadelphia, sambil membawa kelompok musiknya ‘Kiai Kanjeng’ yang dikenal dengan lagunya ‘Tombo Ati’ sebagai pengobat rindu.

Berita sebelumnya: http://www.indonesianlantern.com/#!Emha-Ainun-Nadjib-Ceramah-di-Philadelphia-Minggu-20-September-2015/c1gh9/55e7ab050cf20cc5249ed2be


Follow Us
  • Facebook Classic
  • Twitter Classic
  • Google Classic

© 2014 design by Didi Prambadi, Indonesian Lantern Media LLC. USA

  • Facebook Classic
  • Twitter Classic
  • Google Classic
  • RSS Classic
bottom of page