Kontes Ratu Kecantikan Irak dikecam kelompok Garis Keras
Dua gadis Irak mengundurkan diri dari kontes Ratu Kecantikan Irak setelah mendapat ancaman dari kelompok konservatif dan garis keras Irak. The Guardian mengabarkan Senin (28/9/2015), panitia penyelenggara juga membatalkan kontes bikini dan menggantinya dengan gaun muslim.

Mereka juga mengundurkan malam final yang sedianya digelar 1 Oktober menjadi bulan Desember nanti. ‘’Kami harus memenuhi standar ratu kecantikan dunia. Bisa-bisa dicoret dari kontes dunia,’’ tutur Senan Kamel. Kontes semacam ini memberi kehidupan bagi Irak yang dianggap telah habis,’’ tambah Kamel.
Ancaman itu ternyata tak membuat Lubna Hameed ciut nyalinya. Mahasiswi Universitas Baghdad berusia 21 tahun itu, tetap maju ikut kontes hingga taraf internasional. ‘’Insya Allah saya tidak akan mendengarkan kritikan itu, karena ini merupakan kehormatan mewakili Irak di panggung internasional,’’ kata Lubna. Mahasiswi itu baru saja menjalani tes wawancara di Stasiun Televisi Al Mada.
Langkah nekat itu juga dilakukan Hamsa Khalid. Pelajar SLTA berusia 18 tahun itu tak membuatnya gentar. Sebagai Ratu Irak, Hamsa berharap dapat menyampaikan satu kata ‘Peace’ di atas panggung.
Dari 50 kontestan diharapkan 10 di antaranya bakal masuk final. Banyak warga Irak yang tidak terganggu dengan kontroversi ratu-ratuan ini. ‘’Kami kaum muda Irak ingin melihat lebih jauh lagi. Mereka tidak ingin Irak berkembang. Mereka ingin mundur,’’ tutur Ali, lelaki berusia 21 tahun.