top of page

Bendera Merah Putih berkibar di Panggung World Meeting of Families Menyambut Paus Fransiskus di Phi

Pukul dua siang. Sabtu 26 September 2015. Di Logan Square, yang berada pas di tengah pusat kota Philadelphia dan hanya beberapa meter dari basilica tempat Paus memimpin misa, Bendera Merah Putih berkibar dengan indahnya di panggung World Meeting of Familie.

Bapang Selisir, tari bali berirama lembut namun cepat itu, membuka sajian tim Indonesia dan memukai ribuan penonton yang memadati jalan raya dan juga menonton melalui 40 layar lebar jumbotron yang tersebar di pusat kota.

Bajidor Kahot-tari paduan Sunda Bali, dan Renggong Manis, tari Betawi, dan narasi tentang Indonesia, yang dibacakan Sinta Penyami, pendiri dan pemilik Modero Dance Company, melengkapi penampilan 17 penari Indonesia selama 15 menit di acara festival of Families, yang menutup rangkaian acara World Meeting of Families di Philadelphia.

Modero Dance Company, yang didirikan sejak 2011 adalah kelompok tari Indonesia yang sangat aktif, dan telah berpentas di berbagai acara di Philadelphia termasuk di acara lomba grup the Phillies, acara seni di Love Park Philadelphia, universitas, dan di kantor walikota. “Prosesnya memakan waktu sekitar dua bulan, termasuk untuk latihan dan background check, tambah ibu 3 anak ini.

Pagi itu mereka harus siap dijemput jam 7 pagi, dan harus berjalan ratusan meter menuju tempat acara karena semua jalan besar di Center City, sebutan untuk pusat kota Philadelphia, tertutup bagi kendaraan pribadi maupun umum. “Bendera merah putih kami hampir tidak diloloskan oleh Secret Service, karena tangkainya dianggap berbahaya. Untungnya akhirnya dibolehkan karena itu bagian dari pertunjukan, “ papar Sinta Penyami sambil tertawa. Tak hanya itu, tenda seadanya yang disediakan membuat mereka terpaksa harus kreatif menggunakan sarung sebagai “ruang ganti darurat.”

“Tapi kami bangga bisa membawa nama Indonesia dan memperkenalkan budaya Indonesia di acara berkelas dunia ini,” tutur guru tari di sebuah sekolah dasar di Philadelphia ini.

Tak hanya Sinta dan rombongan yang berbahagia bisa meramaikan dan menyambut Paus Fransiskus di Philadelphia. Romo Didik Setiayawan, CM, Pastur Indonesia yang bertugas di gereja katolik St Thomas Aquinas di Philadelphia Selatan tentu sibuk luar biasa menyambut kedatangan Paus di Philadelphia.

“Saya dan sekitar 300 anggota gereja Katholik kami ikut menyambut Bapak Paus di Philadelphia,“ tuturnya. Meskipun harus berjalan kaki dari Philadelphia bagian Selatan, sekitar 30 miles dari acara, Romo Didik dan rombongan merasa bahagia dan terberkati.

“Pesan paus saya kira membawa kebaikan bagi banyak orang, bukan Cuma umat Katholik saja, tutur pastur yang sudah bertugas sejak Juli 2011 di Philadelphia itu. Romo Didik berpendapat, himbauan Paus Fransiskus agar AS lebih memperhatikan imigran sangat relevan dengan masalah yang dihadapi komunitas Indonesia di Philadelphia, dan juga komunitas imigran lainnya.

“Pesan cinta kasih kepada sesama itulah yang selalu Paus sampaikan dan akan terus kami ingat dalam kehidupan keseharian kami,” ujar Romo Gereja St Thomas Aquinas sendiri yang dibangun 100 tahun lalu dan bermotto: Serving The Immigrants and The Strangers in South Philadelphia, memang terkenal sebagai gereja yang sangat mendukung komunitas imigran di Philadelphia, dan memiliki pastur dari berbagai negara dan misa dalam berbagai Bahasa, termasuk Bahasa Spanyol, Vietnam, dan Indonesia.


Follow Us
  • Facebook Classic
  • Twitter Classic
  • Google Classic

© 2014 design by Didi Prambadi, Indonesian Lantern Media LLC. USA

  • Facebook Classic
  • Twitter Classic
  • Google Classic
  • RSS Classic
bottom of page