Kerajaan Saudi hentikan pembelian mobil mewah dan kurangi perjalanan dinas
Kerajaan Arab Saudi melarang para pejabat tingginya membeli mobil baru dan peralatan rumah tangga mewah, dan meminta dana perjalanan dipangkas.
The Guardian mengabarkan Kamis (8/10/2015), nota rahasia yang dikirimkan Raja Salman kepada menteri keuangan Saudi, merinci pengetatan anggaran yang diterapkan di seluruh jajaran pemerintahannya.

Salah satu surat bertanda ‘Sangat rahasia dan Sangat Penting’ bertanggal 14 Desember 1436 atau 28 September 2015, berisi instruksi ketat menghentikan berbagai proyek pembangunan. Termasuk membatalkan pembelian mobil baru, peralatan rumah tangga dan perlengkapan lain. Membekukan semua acara promosi dan perjanjian dengan para kontraktor, serta menyetop pembayaran kompensasi pembelian properti dan perjanjian sewa menyewa lainnya.
‘’Defisit anggaran belanja mulai membengkak setelah Raja Salman memberikan gaji ekstra kepada seluruh pegawai negeri, saat Raja Salman naik tahta 2015 lalu,’ tutur David Butter, dari pusat pemikiran Chatham House Inggris. ‘’Ditambah lagi dengan biaya peperangan di Yaman, meski belum jelas bakal muncul di pembukuan,’’ lanjut David Butter.
Dokumen lain dari kementerian keuangan Arab Saudi, menyebutkan penghentian pembayaran gaji pegawai negeri. Dalam dokumen berjudul ‘’Instruksi untuk menutup sejumlah rekening dan persiapan penutupan anggaran tahun 1436-37’ disebutkan, bahwa seluruh kementerian memberikan gaji sebelum tutup buku 15 November. Mengingat tahun fiskal Saudi berakhir 30 Desember 2015, maka hingga enam bulan sebelum akhir 2015, para pegawai negeri Saudi tidak menerima gaji.

Tahun lalu seorang pejabat tinggi Saudi memperkirakan lebih dari 1,3 juta warga Saudi bekerja sebagai pegawai negeri. 38,7% di antaranya adalah pegawai negeri wanita. Bisa diduga, instruksi pengetatan anggaran itu terpicu dengan harga minyak mentah dunia yang kini berada di bawah angka $ 50. Kerajaan Saudi mengalami defisit hingga 20% GDP di tahun 2015 ini.